Kedokteran nuklir menjadi inovasi dalam dunia medis yang semakin populer, terutama pada pengobatan kanker. Dalam pengobatan kanker, kedokteran nuklir menggunakan zat radioaktif (radioisotop) untuk membantu mendiagnosis, mendeteksi, dan mengobati kanker.
Mengenal Kedokteran Nuklir
Kedokteran nuklir adalah cabang medis yang memanfaatkan zat radioaktif dalam dosis rendah untuk membantu diagnosis dan pengobatan berbagai penyakit. Teknologi ini bekerja dengan cara memasukkan zat radioaktif ke dalam tubuh, baik melalui suntikan, minuman, atau inhalasi.
Zat ini memungkinkan dokter untuk melihat fungsi organ dan jaringan secara lebih rinci atau menargetkan pengobatan langsung ke area yang bermasalah, seperti pada kanker dan hipertiroid. Metode ini tergolong aman, minim rasa sakit, dan efektif karena dapat bekerja secara tepat sasaran.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan dua tujuan utama cabang ilmu kedokteran nuklir:
- Diagnosis
Pemindai tubuh yang digunakan menggunakan radioaktif adalah PET (Positron Emission Tomography) dan SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography). Metode ini dapat mendeteksi kanker pada tahap awal dengan tingkat akurasi tinggi, serta membantu dokter menentukan lokasi, ukuran, dan penyebaran tumor.
- Pengobatan
Radioisotop tertentu digunakan untuk menghancurkan sel kanker secara langsung tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Contohnya, terapi Iodine-131 untuk kanker tiroid dan Lutetium-177 untuk kanker prostat atau tumor neuroendokrin.
Peran Kedokteran Nuklir dalam Pengobatan Kanker
Kedokteran nuklir memiliki banyak keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan penting dalam pengobatan kanker, yaitu:
- Deteksi dini kanker
Teknik pencitraan kedokteran nuklir memungkinkan dokter mendeteksi kanker sebelum gejala muncul. Hal ini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.
- Pengobatan yang lebih tepat
Terapi nuklir bisa disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan kanker yang diderita pasien, sehingga hasilnya dapat lebih efektif.
- Minim efek samping
Karena zat radioaktif langsung bekerja pada sel kanker, kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya pun dapat diminimalkan. Meski begitu, prosedur ini tetap dapat menyebabkan efek samping ringan, seperti rasa tidak nyaman pada area pengobatan.
- Prosedur tidak menyakitkan
Dibandingkan dengan operasi, metode ini tidak memerlukan sayatan besar. Dengan begitu, waktu pemulihan dapat lebih cepat dan risiko komplikasi lebih rendah.
- Pemantauan yang mudah
Kedokteran nuklir juga memungkinkan dokter untuk memantau efektivitas terapi secara real–time dan memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan rencana pengobatan jika diperlukan.
Kedokteran nuklir bisa memberikan solusi yang lebih tepat dan efektif dibandingkan metode konvensional. Dengan pemahaman yang lebih baik dan akses yang lebih luas, teknologi ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.
Meski kedokteran nuklir menawarkan solusi yang efektif, tidak semua jenis kanker cocok untuk terapi ini. Contohnya, kanker darah (leukemia) lebih sering ditangani dengan kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut seputar kedokteran nuklir, LYFLINE dapat membantu menghubungkan Anda dengan dokter spesialis yang berpengalaman. LYFLINE juga menyediakan layanan pencarian rumah sakit terbaik, pengaturan perencanaan biaya, hingga pendampingan pengobatan di luar negeri. Hubungi LYFLINE melalui WhatsApp untuk memulai perjalanan perawatan Anda.
Sources:
Salih, S., Alkatheeri, A., Alomaim, W., & Elliyanti, A. (2022). Radiopharmaceutical Treatments for Cancer Therapy, Radionuclides Characteristics, Applications, and Challenges. Molecules, 27(16), 5231. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9415873/
Zhao, Z., Hu, Y., Li, J., Zhou, Y., Zhang, B., & Deng, S. (2020). Applications of PET in Diagnosis and Prognosis of Leukemia. Technology in Cancer Research & Treatment, 19, 1533033820956993. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7476341/
National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering. Nuclear Medicine. https://www.nibib.nih.gov/science-education/science-topics/nuclear-medicine
The Johns Hopkins University. Nuclear Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/nuclear-medicine