4 Kondisi yang Ditangani dengan Prosedur Stimulasi Otak Dalam

Stimulasi otak dalam atau deep brain stimulation (DBS) merupakan pilihan pengobatan untuk kondisi gangguan saraf. Prosedur ini dilakukan dengan cara menanamkan elektroda di otak yang tersambung dengan generator untuk membuat arus listrik. Dengan begitu, neuron yang ada pada otak akan aktif dan mampu bekerja.

Prosedur ini merupakan pilihan pengobatan bila penggunaan obat-obatan sudah tidak lagi efektif. Selain itu, stimulasi otak dalam juga dapat membantu pasien agar mampu menjalani aktivitas sehari-hari.

Berikut ini beberapa kondisi yang bisa ditangani oleh prosedur stimulasi otak dalam:

  1. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah penyakit pada sistem saraf yang membuat kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan terganggu. Biasanya, kondisi ini terjadi pada usia 50 tahun ke atas dan lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.

Pengobatan untuk penyakit Parkinson berupa obat-obatan untuk meningkatkan atau menggantikan dopamin dalam tubuh dan fisioterapi. Bila obat-obatan sudah tidak lagi mampu meringankan gejalanya, stimulasi otak dalam bisa menjadi pilihan pengobatan.

  1. Tremor esensial

Tremor punya beberapa jenis, salah satu yang paling sering terjadi adalah tremor esensial. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi umumnya berkaitan dengan riwayat keluarga. Selain muncul gerakan tiba-tiba, tremor esensial juga membuat penderitanya kesulitan menulis, makan, dan beraktivitas lainnya.

Jika tremor sudah sangat parah dan tidak bisa diredakan dengan minum obat-obatan, dokter dapat melakukan stimulasi otak dalam untuk mengendalikan impuls yang ada di otak.

  1. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Kondisi ini merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan di dalam pikirannya. OCD termasuk gangguan mental yang gejalanya bisa hilang timbul.

Supaya gejalanya bisa terkendali, penderita OCD perlu mengonsumsi obat-obatan dan menjalani terapi perilaku kognitif. Akan tetapi, kalau gejalanya sudah tidak bisa ditangani dengan obat-obatan, umumnya dokter akan menyarankan untuk menjalani prosedur stimulasi otak.

  1. Dystonia

Prosedur lain yang bisa dilakukan dengan stimulasi otak dalam adalah dystonia. Sama seperti masalah kesehatan lainnya, operasi dilakukan jika pengobatan lain, termasuk konsumsi obat-obatan dan fisioterapi, sudah tidak lagi efektif untuk mengatasi gejalanya.

Dystonia adalah gangguan yang membuat otot tubuh bergerak sendiri tanpa disengaja. Gerakan ini terjadi secara berulang dan memiliki pola yang sama. Penyebabnya belum dapat dipastikan, tetapi kondisi ini diduga terkait dengan adanya gangguan pada sel saraf otak.

Itulah keempat masalah kesehatan yang bisa ditangani oleh stimulasi otak dalam. Selain itu, prosedur ini juga bisa dijadikan pilihan pengobatan untuk penyakit Huntington, sindrom Tourette, depresi, skizofrenia, dan sakit kepala cluster.

Kalau saat ini Anda berencana untuk menjalani suatu prosedur medis, termasuk stimulasi otak dalam, Anda bisa hubungi LYFLINE sebagai teman perjalanan medis Anda. LYFLINE akan membantu menemukan rumah sakit dan negara terbaik untuk Anda menjalani prosedur medis.

Selain itu, seluruh kebutuhan Anda selama pengobatan juga akan disiapkan oleh tim LYFLINE, lho. Untuk info lebih lanjut, Anda bisa kunjungi Instagram atau chat langsung lewat Whatsapp.

Referensi:

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.