Tips Diet Sehat untuk Ibu Hamil dengan Obesitas

Obesitas adalah kondisi peningkatan ukuran dan jumlah sel lemak di dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor termasuk perilaku dan gaya hidup, seperti pola makan, kurang tidur, kurangnya aktivitas fisik, efek dari mengonsumsi obat-obatan, serta faktor genetik dan riwayat keluarga.

Obesitas dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta aterosklerosis dimana lemak mempersempit arteri dan menyebabkan penyakit  jantung koroner dan stroke.

Obesitas dan Kehamilan

Obesitas selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi bagi Ibu dan janin. Semakin tinggi kenaikan berat badan Ibu, semakin tinggi risiko komplikasi kehamilan. Risiko obesitas terdiri dari hipertensi, diabetes gestasional, preeklamsia kelahiran bayi besar dan insiden cacat bawaan yang lebih tinggi.

Obesitas didasarkan pada indeks massa tubuh (IMT) pra-kehamilan atau sebelum ibu hamil. IMT adalah perhitungan berdasarkan tinggi dan berat badan. Berikut adalah cara menghitung indeks massa tubuh: 

Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²

  •     Bila Ibu kelebihan berat badan, IMT Ibu adalah 25,0 hingga 29,9 sebelum kehamilan
  •     Bila Ibu mengalami obesitas, IMT Ibu adalah 30,0 atau lebih tinggi sebelum kehamilan

Komplikasi pada Ibu

  1. Keguguran

Ibu hamil yang kelebihan berat badan dan obesitas memiliki risiko keguguran yang sangat tinggi. Hasil penelitian Malasevskaia, dkk (2021) menyebutkan bahwa risiko keguguran adalah 25-37% lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami obesitas.

  1. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah kondisi gula darah tinggi yang terjadi selama kehamilan dan biasanya menurun kadarnya setelah melahirkan. Diabetes gestasional memengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi dalam kandungan. Ibu memungkinkan mengalami diabetes gestasional di kehamilan berikutnya serta berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 seiring bertambahnya usia.

  1.     Tekanan Darah Tinggi, Preeklampsia, dan Pembekuan Darah

Tekanan darah tinggi terjadi saat tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah terlalu tinggi. Preeklamsia adalah kondisi yang biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Saat itulah seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya, seperti ginjal dan hatinya, mungkin tidak berfungsi dengan baik. Masalah pembekuan darah adalah ketika gumpalan darah sebagian atau seluruhnya menghalangi aliran darah di pembuluh darah.

  1.     Pendarahan Berat Pasca Melahirkan

Ketika Ibu ibu melahirkan, Ibu akan mengalami pendarahan dan keputihan setelah melahirkan. Kondisi ini Ini dikenal sebagai lochea. Begitulah cara tubuh  membuang darah serta jaringan ekstra di rahim yang membantu janin tumbuh.

Pendarahan terjadi beberapa hari pertama setelah bayi lahir. Namun jika pendarahan hebat berlanjut setelah itu, Ibu harus segera memeriksakannya ke penyedia pelayanan kesehatan.

Komplikasi pada Bayi

  1.     Cacat Lahir (Birth Defects)

Cacat lahir merupakan perubahan struktural yang terjadi saat lahir dan memengaruhi penampilan, fungsi organ, dan perkembangan fisik serta mental sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi. Sebagian besar cacat lahir muncul dalam tiga bulan pertama kehamilan, yaitu ketika organ-organ masih dalam proses pembentukan. Dalam kondisi yang berat, cacat lahir memerlukan perawatan medis jangka panjang. 

  1.     Makrosomia

Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk bayi baru lahir yang lebih besar dari rata-rata ukuran bayi baru lahir biasanya. Makrosomia adalah masalah yang ditimbulkan dari diabetes gestasional. Janin menerima nutrisi langsung dari darah Ibu, selanjutnya pankreas janin merasakan kadar glukosa yang tinggi dan menghasilkan lebih banyak insulin, sehingga janin mengubah glukosa ekstra menjadi lemak. Hal ini menyebabkan timbunan lemak dan menyebabkan janin tumbuh terlalu besar.

  1.     Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur terjadi sebelum 37 minggu usia kehamilan. Persalinan sebelum waktunya menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi bayi. Kelahiran prematur menjadi masalah utama yang menyebabkan gangguan saraf bahkan menjadi penyebab kematian bayi.

  1.     Penyakit Lainnya

Jika Ibu mengalami diabetes gestasional, kemungkinan bayi akan mengalami masalah pada sistem pernapasan serta berisiko memiliki kadar glukosa darah yang rendah. Bayi juga berisiko mengalami penyakit jaundice atau penyakit kuning pada kulit.

Penambahan Berat Badan yang Disarankan Selama Kehamilan

Kenaikan berat badan selama kehamilan tergantung dari beberapa faktor, salah satunya  berat badan sebelum hamil dan indeks massa tubuh (IMT). Berikut adalah penambahan berat badan yang disarankan selama kehamilan:

Berat Badan Sebelum Hamil

Kenaikan Berat Badan yang Direkomendasikan

Kenaikan Berat Badan yang Direkomendasikan untuk Bayi Kembar

Kurus (IMT di bawah 18.5) 13kg -18 kg 23kg – 28kg
Normal (IMT 18.5-24.9) 11kg – 16 kg 17kg -25kg
Gemuk (IMT 25-29.9) 7kg – 11kg 14 – 23kg
Obesitas (BMI 30 atau lebih) 5kg – 9kg 11kg – 19kg

Source: Institute of Medicine and National Research Council

Apakah Obesitas Memengaruhi Kemampuan untuk Hamil? 

Kelebihan berat badan mengakibatkan semakin banyak lemak di perut, sehingga semakin besar risiko berkurangnya kesuburan Ibu. IMT yang tinggi memengaruhi kesuburan karena menghambat ovulasi, bahkan pada Ibu yang berovulasi secara teratur, semakin tinggi IMT, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk hamil.

Banyaknya distribusi lemak pada tubuh memengaruhi siklus menstruasi melalui berbagai mekanisme hormonal. Ibu dengan kelebihan berat badan dan obesitas memiliki kadar hormon leptin yang lebih tinggi yang diproduksi di jaringan lemak. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan siklus menstruasi, sehingga menyebabkan berkurangnya kesuburan. Perubahan keseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi yang dipicu oleh obesitas juga meningkatkan risiko anovulasi (ketika tidak ada sel telur yang dilepaskan oleh ovarium). 

Banyak Ibu yang dengan kelebihan berat badan dan obesitas masih berovulasi. Namun, kualitas sel telur yang dihasilkan berkurang. Hal ini akan berdampak pada masalah kesuburan serta terganggunya proses kehamilan. 

Perawatan Khusus Selama Kehamilan

Bila Ibu mengalami obesitas selama kehamilan, Ibu dianjurkan untuk rutin memeriksa kehamilan ke penyedia layanan kesehatan untuk memantau kehamilan. Dengan melakukan perawatan khusus, akan meminimalisir masalah kehamilan saat Ibu mengalami obesitas selama kehamilan. Penyedia layanan kesehatan akan melakukan:

  1.     Tes awal untuk diabetes gestasional.

Untuk Ibu dengan risiko diabetes gestasional, tes skrining dilakukan antara minggu ke-24 dan 28 kehamilan. Bila Ibu memiliki IMT 30 atau lebih, penyedia layanan kesehatan akan merekomendasikan tes skrining pada kunjungan prenatal pertama. Jika hasil tes  menunjukkan bahwa kadar glukosa berada dalam kisaran standar, Ibu akan mengulangi tes skrining antara minggu ke 24 dan 28 kehamilan. Jika hasilnya menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tinggi, Ibu perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

  1.     Perubahan pada hasil USG janin.

USG janin biasanya dilakukan antara minggu ke 18 dan 20 kehamilan untuk mengevaluasi anatomi bayi. Namun, gelombang ultrasound tidak mudah menembus jaringan lemak perut. Hal ini dapat mengganggu efektivitas USG janin. Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan tentang pendekatan terbaik untuk mendapatkan USG yang akurat.

  1.     Skrining untuk obstructive sleep apnea (OSA)

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius menyebabkan pernapasan berhenti berulang kali saat tidur. Ibu yang mengalami apnea selama kehamilan dapat meningkatkan risiko preeklamsia dan komplikasi lainnya. Apabila saat pemeriksaan pertama menunjukkan Ibu mengalami apnea, penyedia layanan kesehatan mungkin akan memeriksa lebih lanjut untuk evaluasi dan pengobatan yang akan diberikan.

Tips Diet Sehat Selama Kehamilan

Diet sehat merupakan bagian penting saat Ibu sedang hamil atau merencanakan kehamilan. Makan dengan sehat selama kehamilan akan membantu janin tumbuh dan berkembang. Langkah terbaik dan efektif untuk menjauhi risiko komplikasi obesitas adalah dengan mengurangi berat untuk memperoleh berat badan sesuai dengan rekomendasi untuk ibu hamil.

Ibu tidak perlu melakukan diet khusus, tetapi penting untuk mengonsumsi jenis makanan yang berbeda setiap hari untuk memenuhi keseimbangan nutrisi yang tepat bagi Ibu dan janin. Berikut adalah beberapa rekomendasi dan tips diet sehat selama kehamilan:

  1.     Banyak Minum Air Putih

Selain Ibu akan terhidrasi dengan baik, banyak minum air putih juga akan membuat Ibu merasa lebih kenyang di waktu jeda sebelum jam makan. Ibu hamil direkomendasikan minum 10 gelas air putih setiap harinya. Minumlah 2 gelas pertama saat bangun pagi, sebelum makan pagi, makan siang, dan makan malam, minum secukupnya saat merasa haus, dan minum sebelum tidur. Jika Ibu beraktivitas di luar rumah, bawalah botol minum dan minumlah sepanjang hari.

Ibu juga bisa menggunakan aplikasi BukuBumil untuk memenuhi kebutuhan air putih. Di aplikasi BukuBumil Ibu dapat melihat bagian kebutuhan air putih dan menekan tanda (+) setiap kali Ibu sudah minum 1 gelas. Dengan memanfaatkan menu kebutuhan air putih tersebut, akan membantu Ibu mengetahui sudah berapa gelas air putih yang sudah diminum serta mengingatkan Ibu untuk minum air putih sesuai kebutuhan ibu hamil setiap harinya.

  1.     Mengganti gula dengan pemanis buatan

Aspartam merupakan pengganti gula atau sering disebut sebagai pemanis buatan. Pemanis buatan adalah alternatif untuk mengganti glukosa dalam makanan dan minuman dan tidak mempengaruhi kadar gula darah.

  1.     Olahraga Ringan

Olahraga ringan selama kehamilan dapat mengurangi berat badan berlebih serta mengurangi rasa nyeri yang muncul selama kehamilan. Adapun olahraga yang aman untuk Ibu saat masa kehamilan adalah berjalan santai, jogging, dan bersepeda statis. Ibu juga dapat berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang jenis olahraga apa yang dapat bisa lakukan selama kehamilan.

  1.     Menjaga Kebersihan Makanan Sebelum Dikonsumsi
  • Mencuci buah dan sayuran untuk menghilangkan semua kotoran yang mungkin mengandung toksoplasma (parasit yang dapat menyebabkan toksoplasmosis) yang dapat membahayakan janin yang belum lahir.
  • Cuci semua peralatan dan tangan setelah menyiapkan bahan makanan mentah (daging, telur, ikan, dan sayuran mentah) agar terhindar dari keracunan makanan.
  • Pastikan makanan mentah disimpan secara terpisah dari makanan siap saji untuk menghindari makanan yang siap saji terkontaminasi.
  • Gunakan pisau dan talenan terpisah untuk daging mentah.
  • Pastikan makanan dimasak dengan matang, seperti telur, dan potongan daging, dimasak dengan sangat matang.
  1.     Konsumsi Probiotik

Probiotik aman dikonsumsi saat Ibu sedang hamil atau menyusui. Faktanya, mengonsumsi probiotik selama kehamilan dapat meminimalisir komplikasi kehamilan, mengurangi risiko eksim (gangguan pembengkakan pada kulit) pada bayi, dan peningkatan penanda kesehatan metabolisme pada ibu hamil.

Probiotik dalam bentuk suplemen memang populer, tetapi Ibu dapat memperoleh probiotik dari makanan fermentasi, seperti yogurt, tempe, acar, dan beberapa jenis keju (keju gouda dan mozarella).

 

Referensi:

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.