Ternyata 8 Kebiasaan Ini Dapat Menyebabkan Kanker Serviks

Kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia (Handayani. N., 2022). Kanker serviks umumnya disebabkan karena infeksi jangka panjang dari human papillomavirus (HPV). Faktor lain yang juga berkontribusi terhadap penyebab kanker serviks termasuk merokok, early menarche, menopause terlambat, seks bebas, serta kebersihan alat kelamin yang buruk. 

Tanpa kita sadari, banyak hal-hal yang menjadi kebiasaan yang dianggap normal namun sebenarnya dapat menjadi awal pemicu kanker serviks. Sering sekali kita menyepelekan kebiasaan-kebiasaan tersebut hingga akhirnya kita baru menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut seharusnya dihindari setelah kita terdiagnosa kanker serviks. Berikut ini kita akan membahas kebiasaan apa saja yang menjadi faktor risiko penyebab kanker serviks.

  1. Merokok

Ketika seseorang merokok, mereka serta orang-orang di sekitarnya terpapar banyak bahan kimia penyebab kanker yang mempengaruhi organ lain selain paru-paru. Zat berbahaya ini kemudian diserap melalui paru-paru dan dibawa dalam aliran darah ke seluruh tubuh.

Wanita yang merokok berisiko dua kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan bukan perokok. Produk sampingan tembakau ditemukan dalam lendir serviks perokok. Para peneliti percaya zat tersebut merusak DNA dalam sel serviks dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker serviks. Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh Anda kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.

      2. Melahirkan berkali-kali

Multiparitas, atau melahirkan lebih dari sekali, telah dikaitkan dengan risiko kanker serviks yang lebih tinggi pada wanita dengan infeksi HPV. Semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin besar risikonya terkena kanker serviks. Peneliti belum sepenuhnya memahami bagaimana melahirkan meningkatkan risiko kanker serviks. Mungkin karena perubahan hormon selama kehamilan, atau trauma pada leher rahim saat melahirkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani operasi caesar tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

     3. Aktivitas Seksual

Menjadi aktif secara seksual berarti lebih dari sekedar berhubungan badan dengan seseorang. Ini bisa berarti kontak kulit-ke-kulit alat kelamin maupun melakukan seks oral.

Wanita yang pernah aktif secara seksual berisiko terkena kanker servik karena aktivitas seksual berpotensi membuat Anda terkena HPV. Wanita yang tidak pernah aktif secara seksual jarang terkena kanker serviks.

Menjadi aktif secara seksual di usia muda dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Para peneliti mengatakan peningkatan risiko ini karena serviks berubah selama masa pubertas. Perubahan tersebut membuat daerah tersebut lebih rentan terhadap kerusakan. Jenis perilaku seksual tertentu meningkatkan risiko wanita terinfeksi HPV. Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan dapat meningkatkan paparan terhadap HPV, yang ditularkan melalui kontak seksual. Karena alasan ini, memiliki banyak pasangan seksual dikaitkan dengan risiko kanker serviks yang lebih tinggi. Tetapi seorang wanita dapat memiliki HPV bahkan ketika dia hanya memiliki satu pasangan seksual.

Wanita juga tampaknya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks jika pasangan pria mereka memiliki banyak pasangan seksual atau pasangan wanita dengan kanker serviks.

      4. Mengabaikan Masalah Keputihan

Meskipun keputihan adalah normal, jenis keputihan yang Anda alami bisa menjadi indikator kesehatan vagina. Bila mengalami kanker serviks, Anda mungkin melihat cairan yang berbau busuk dan berwarna merah muda, coklat atau berdarah. Kadang-kadang, keputihan mungkin memiliki potongan jaringan atau bahan nekrotik akibat infeksi tumor, menciptakan keputihan yang berbau busuk. Jika ada keputihan terus menerus yang tidak normal berwarna pucat, coklat encer, atau bercampur darah, segera hubungi dokter.

      5. Kontrasepsi Oral 

Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral, yang merupakan pil KB, dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks dan mungkin terkait dengan perilaku seksual berisiko tinggi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana penggunaan kontrasepsi oral dan perkembangan kanker serviks terhubung.

      6. Pola Hidup Tidak Sehat

Wanita yang obesitas dengan kelebihan berat badan dan jarang mengonsumsi sumber vitamin seperti buah dan sayur memiliki risiko mengalami kanker serviks. Risiko mengalami kanker serviks makin meningkat jika wanita tersebut juga menjadi perokok aktif.

Penting untuk menjaga pola hidup sehat, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi, rutin berolahraga, serta minum air putih yang cukup setiap harinya sehingga tubuh terhidrasi dengan baik.

      7. Menggunakan Pembersih Kewanitaan

Membersihkan area kewanitaan dengan sabun pembersih kewanitaan akan membuat area kewanitaan membuatnya terpapar dengan zat-zat kimia sehingga dapat membunuh bakteri-bakteri baik. Kondisi ini mengakibatkan meningkatkan jumlah bakteri jahat, sehingga mengakibatkan resiko keputihan dan resiko kanker serviks.

      8. Tidak Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

Area kewanitaan yang tidak dibersihkan dengan baik berisiko menjadi tempat berkembangnya bakteri-bakteri jahat. Pada organ bagian ini, bakteri dapat berkembang lebih cepat. Jarang mengganti panty liner atau pembalut juga menjadi salah satu pemicu berkembangnya bakteri-bakteri jahat. Pembalut dan panty liner membuat area kewanitaan menjadi lembab sehingga memicu pertumbuhan jamur yang menyebabkan vagina menjadi gatal.

Referensi:

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.