Cacar monyet dan cacar air merupakan dua penyakit yang sering dianggap serupa karena sama-sama menyebabkan ruam pada kulit. Namun, kedua penyakit ini sebenarnya berbeda, baik dari segi penyebab, gejala, tingkat keparahan, maupun langkah penanganannya. Memahami perbedaan ini penting untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Apa Itu Cacar Monyet dan Cacar Air?
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Monkeypox (mpox), yang termasuk dalam golongan virus orthopoxvirus.Penyakit ini mungkin untuk terinfeksi lebih dari sekali, terutama jika sistem kekebalan tubuh melemah.
Sementara itu, cacar air adalah penyakit yang disebabkan virus Varicella zoster (VZV). Virus penyebab cacar air termasuk dalam golongan virus herpes. Penyakit ini biasanya hanya terjadi sekali seumur hidup karena setelah sembuh, tubuh membentuk kekebalan terhadap virus Varicella zoster. Namun, virus ini bisa tetap “tidur” di dalam tubuh dan aktif kembali sebagai herpes zoster atau sering dikenal sebagai cacar ular.
Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air dari Gejalanya
Gejala khas cacar monyet dan cacar air adalah munculnya ruam pada kulit. Pada cacar monyet, ruam p biasanya berupa bintik merah yang berkembang menjadi lenting berisi cairan atau nanah, pecah, kemudian mengering menjadi keropeng. Jumlah ruam biasanya tidak begitu banyak dan dapat terasa nyeri. Selain ruam, cacar monyet juga sering disertai gejala lain, seperti:
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
Tidak semua penderita cacar monyet mengalami gejala di atas. Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat diawali dengan gejala mirip flu sebelum ruam muncul. Gejala cacar monyet umumnya muncul setelah 5–21 hari setelah terinfeksi.
Pada cacar air, ruam biasanya dimulai dengan bintik merah kecil yang berkembang menjadi lepuhan berisi cairan, lalu mengering menjadi keropeng. Ruam ini sering kali sangat gatal dan biasanya muncul di wajah, dada, atau punggung terlebih dahulu sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Dalam satu waktu, ruam dapat berada pada tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Jumlah ruam pada cacar air pun cenderung banyak.
Selain ruam, cacar air juga dapat disertai dengan gejala berikut ini:
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Kelelahan
Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air dari Cara Penularannya
Cacar monyet cenderung lebih sulit menular dibandingkan cacar air. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan ruam, cairan tubuh seperti air liur atau darah, atau benda yang terkontaminasi virus. Virus ini juga dapat menular melalui hewan yang terinfeksi, seperti gigitan atau cakaran.
Sementara itu, cacar air lebih mudah menyebar, baik melalui kontak langsung dengan lepuhan pada kulit, percikan ludah saat batuk atau bersin, maupun benda yang terkontaminasi cairan dari lepuhan. Virus cacar air mulai menular sejak 1–2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lepuhan menjadi keropeng. Penyakit ini sangat cepat menyebar di lingkungan padat seperti rumah tangga atau sekolah.
Jadi, cacar monyet memiliki risiko penularan lebih tinggi melalui kontak langsung yang dekat, sedangkan cacar air lebih menular melalui udara dibandingkan cacar monyet.
Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air dari Pengobatannya
Cacar monyet biasanya bersifat self–limiting atau dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu. Namun, pengobatan tetap diperlukan untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah pengobatan dan perawatan yang diberikan untuk mengatasi cacar monyet:
- Obat pereda nyeri dan demam seperti paracetamol untuk mengurangi ketidaknyamanan
- Obat antivirus, seperti tecovirimat atau cidofovir, untuk kasus berat atau pasien dengan risiko komplikasi tinggi
- Jaga kebersihan luka untuk mencegah infeksi kulit
- Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum air putih yang cukup
Pada kasus cacar air, penyakit ini pun biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 1–2. Pengobatannya juga bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Langkah pengobatan untuk cacar air meliputi:
- Obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal kulit
- Obat pereda nyeri, seperti paracetamol digunakan untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri
- Obat antivirus, seperti acyclovir, pada kasus tertentu terutama pasien dengan sistem imun lemah
- Jaga kebersihan kulit dengan mandi air hangat dan menggunakan sabun lembut untuk mengurangi risiko infeksi
Itulah informasi mengenai perbedaan antara cacar monyet dan cacar air. Selain menghindari risiko penularan, kedua penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksin cacar monyet dan vaksin cacar air tersedia di fasilitas kesehatan tertentu. Vaksin cacar monyet direkomendasikan bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar, sedangkan vaksin cacar air termasuk dalam program imunisasi rutin anak.
Jika Anda ingin mendapatkan vaksin cacar monyet dan cacar air, Anda dapat menghubungi LYFLINE. LYFLINE akan membantu mencarikan rumah sakit yang menyediakan layanan vaksinasi sekaligus mengatur jadwal dan memberikan panduan yang Anda butuhkan untuk vaksinasi. Hubungi LYFLINE sekarang melalui WhatsApp untuk kemudahan booking layanan rumah sakit Anda.
References:
National Health Services (2024). Mpox. (https://www.nhs.uk/conditions/mpox/)
Cleveland Clinic (2024). Mpox (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox)
Cleveland Clinic (2023). Chickenpox. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4017-chickenpox)
Mayo Clinic (2023). Chickenpox. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chickenpox/diagnosis-treatment/drc-20351287)
Universitas Gadjah Mada (2023). Monkeypox: A Disease Similar to Chickenpox but More Dangerous. (https://ugm.ac.id/en/news/monkeypox-a-disease-similar-to-chickenpox-but-more-dangerous/)
Penn Medicine. Answers to Your Frequently Asked Questions about Mpox. (https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/mpox/mpox–faqs)