Mengenal Radioterapi, Prosedur untuk Menangani Penyakit Kanker

Radioterapi atau terapi radiasi adalah salah satu prosedur pengobatan yang dilakukan untuk menangani kanker. Terapi ini bisa diberikan melalui beberapa cara, yaitu pemaparan sinar-X intensitas tinggi, penanaman implan di dalam tubuh yang terkena kanker atau di dekatnya, serta melalui obat minum dan suntik.

Pengobatan radioterapi bisa dilakukan pada penyakit kanker stadium awal maupun saat sel kanker telah menyebar kebagian tubuh lain. Namun, tidak semua kondisi dapat menjalani prosedur ini, contohnya di masa kehamilan. Ibu hamil tidak boleh melakukan radioterapi karena dapat menyebabkan bayi lahir prematur, kelainan plasenta, atau keguguran.

Tujuan utama radioterapi adalah menyembuhkan penyakit kanker. Untuk lebih jelasnya, berikut manfaat yang bisa didapatkan dari radioterapi:

  • Membunuh sel kanker yang bersarang di tubuh
  • Mencegah dan menghentikan penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain
  • Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi pengangkatan
  • Meringankan gejala kanker, khususnya pada kanker yang sudah stadium lanjut
  • Membuat pengobatan kanker lainnya lebih efektif, jika radioterapi dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti kemoterapi
  • Meminimalkan kerusakan sel-sel tubuh yang sehat

Meski memiliki banyak manfaat untuk penyakit kanker, radioterapi tidak luput dari efek samping. Setiap orang bisa merasakan efek samping yang berbeda-beda, tergantung pada bagian tubuh yang diterapi dan seberapa banyak intensitas yang digunakan.

Efek samping dari radioterapi bisa berupa:

  • Kulit menjadi kering, gatal, terbakar, bahkan melepuh yang muncul selama 1–2 minggu setelah terapi
  • Mudah lelah, walaupun sudah cukup beristirahat
  • Rambut rontok di bagian tubuh yang diterapi
  • Mulut kering yang dapat disertai dengan kerusakan gigi, sariawan, bau mulut, dan rasa tidak nyaman saat makan, minum, atau berbicara
  • Mual dan muntah
  • Diare yang muncul beberapa hari setelah radioterapi dilakukan
  • Nyeri dan bengkak pada otot serta sendiri di area yang diterapi
  • Nafsu makan menurun atau hilang yang menyebabkan penurunan berat badan
  • Merasa cemas, frustasi, atau stres
  • Nyeri payudara atau puting susu bila terapi dilakukan di area dada
  • Gangguan seksual dan kesuburan, seperti penurunan gairah seks, vagina kering pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria
  • Sering buang air kecil
  • Iritasi pada kandung keming

Sebagian besar efek samping radioterapi hanya bersifat sementara dan dapat hilang segera atau beberapa hari sampai minggu setelah perawatan. Efek samping yang berbeda juga mungkin bisa muncul bila pasien terkena jenis kanker lain di kemudian hari. Meski begitu, tidak perlu khawatir berlebihan, ya. Risiko efek sampingnya terbilang kecil dibandingkan manfaat dari radioterapi itu sendiri, kok.

Pengobatan kanker, termasuk radioterapi, akan mendapatkan pengawasan langsung dari dokter onkologi. Selama menjalani terapi ini, pasien juga harus menjalani pola hidup sehat, seperti istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, dan rutin berolahraga.

Selain itu, pasien juga bisa melakukan perawatan kulit akibat efek samping radioterapi dengan menggunakan losion yang disarankan oleh dokter dan tabir surya untuk mencegah paparan sinar matahari.

Apabila saat ini Anda sedang atau akan menjalani radioterapi, tetap semangat dan terus berpikir positif, ya. Lakukanlah pengobatan yang disarankan oleh dokter dan ubahlah pola hidup menjadi lebih baik agar kesembuhan pengobatan semakin tinggi.

Agar Anda tidak kerepotan dalam mengurus segala keperluan pengobatan kanker, Anda bisa hubungi LYFLINE sebagai teman perjalanan medis Anda. LYFLINE akan membantu Anda mencarikan dokter dan rumah sakit yang terbaik untuk Anda, sekaligus mengurus keperluan administratif rumah sakit.

Referensi:

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.