Hati-Hati! Ini 8 Komplikasi Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi jangka panjang dimana jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh sepanjang waktu. Meski terdengar seperti jantung berhenti bekerja, gagal jantung berarti jantung tidak mampu memompa darah secara normal. Seiring berjalannya waktu, jantung tidak dapat lagi memenuhi tuntutan khas yang ditempatkan di atasnya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung yang lemah dapat merusak organ dan menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru. Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk masalah kesehatan ini. 

Menurut data dari Riskesdas (2018), diagnosa dokter, prevalensi gagal jantung di Indonesia sekitar 1,5% atau 29.550 orang. Di sisi lain, perkiraan jumlah penderita gagal jantung adalah 0,4% atau sekitar 29.880, tergantung pada diagnosis dan gejalanya.

Komplikasi Gagal Jantung

Komplikasi serius dapat terjadi ketika gagal jantung menjadi parah. Komplikasi yang dapat terjadi ketika anda menderita gagal jantung, yaitu:

  1. Komplikasi paru

Pasien gagal jantung dengan kongesti paru yang berkepanjangan atau berat dapat mengalami komplikasi paru, terutama pneumonia dan emboli paru. Komplikasi paru ini bisa sangat berbahaya bagi pasien gagal jantung karena pernapasannya sudah terpengaruh oleh gagal jantung.  

      2. Stroke

Stroke sering terjadi pada penderita gagal jantung karena aliran darah bisa relatif lambat dan karena gumpalan darah yang terbentuk di jantung dapat berjalan ke otak dan menyebabkan kematian jaringan otak meningkat. Gumpalan darah sering disebabkan oleh fibrilasi atrium, serta juga dapat terbentuk dari pengumpulan darah di dalam ruang jantung yang melebar secara masif.

      3. Kerusakan hati

Hati memecah racun sehingga tubuh dapat membuangnya. Hati juga menyimpan empedu, cairan yang digunakan untuk mencerna makanan. Gagal jantung dapat membuat jantung kehilangan darah yang dibutuhkannya untuk berfungsi. Penumpukan cairan yang terkait memberi tekanan ekstra pada vena portal, yang membawa darah ke hati. Hal ini dapat merusak organ dan mencegahnya berfungsi dengan baik.

     4. Kerusakan atau gagal ginjal

Ginjal menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Seperti organ lainnya, ginjal membutuhkan suplai darah yang konstan agar berfungsi dengan baik.

Tanpa jumlah darah yang dibutuhkan, mereka tidak dapat membuang cukup produk limbah dari darah Anda. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Ini diobati dengan dialisis atau transplantasi ginjal. Penyakit ginjal juga dapat memperburuk gagal jantung. Ginjal yang rusak tidak dapat mengeluarkan air dari darah sebanyak ginjal yang sehat. Anda mulai menahan air dan tekanan darah Anda meningkat. Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras.

     5. Penurunan Berat Badan Ekstrim dan Penurunan Otot

Gagal jantung dapat memengaruhi metabolisme otot dan lemak. Pada tahap akhir, Anda mungkin kehilangan banyak berat badan dan massa otot sehingga mengakibatkan tubuh anda menjadi menjadi lebih kecil dan lebih lemah.

     6. Masalah Katup Jantung

Jantung kita memiliki empat katup yang membuka dan menutup untuk menjaga darah mengalir masuk dan keluar dari jantung. Jika terjadi kerusakan, maka membuat jantung semakin parah dan jantung Anda harus bekerja lebih keras untuk memompa darah dan membuat jantung akan semakin besar. Perubahan ukuran dapat merusak katup.

     7. Sesak Napas (Dispnea)

Gejala dan jenis dispnea meliputi:

  • Merasa kehabisan napas setelah beraktivitas. Meskipun ini mungkin dimulai hanya ketika menaiki tangga atau berjalan lebih lama, pada akhirnya dapat muncul bahkan ketika berjalan di sekitar rumah. 
  • Ortopnea mengacu pada sesak napas yang dirasakan saat berbaring telentang di malam hari. Pasien mungkin melaporkan bahwa mereka perlu menggunakan satu atau dua bantal di bawah kepala dan bahu mereka agar dapat tidur. Duduk dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur sering mengurangi gejala.
  • Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) mengacu pada episode tiba-tiba yang menyebabkan terbangun di malam hari. Gejalanya meliputi sesak napas yang parah dan batuk atau mengi, yang umumnya terjadi 1 hingga 3 jam setelah tidur. Tidak seperti ortopnea, gejala tidak segera hilang dengan duduk. Biasanya dibutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih dari sebuah episode.

     8. Kematian mendadak

Kematian mendadak disebabkan oleh irama jantung yang tidak normal (takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel) dan oleh karena itu dapat dicegah, misalnya dengan menggunakan defibrilator kardioverter implan.

Namun, kematian mendadak juga bisa terjadi pada orang dengan gagal jantung parah. Ini karena otot jantung yang aus tiba-tiba berhenti merespons sinyal listrik jantung. Ini adalah peristiwa yang sering disebut oleh penyedia layanan kesehatan sebagai “disosiasi elektromekanis.”

Salah satu dari komplikasi ini dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang atau kematian pada pasien gagal jantung. Salah satu alasan utama Anda harus mewaspadai perubahan gejala gagal jantung adalah memastikan Anda dan dokter mengetahui kemungkinan perubahan kondisi jantung. Jauh lebih mudah dan lebih efektif untuk menstabilkan gejala gagal jantung pada tahap awal sebelum berkembang menjadi kondisi yang serius dan tidak dapat diubah.

Referensi:

 

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.