Kanker payudara adalah bentuk paling umum dari kanker pada wanita. Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Banyak masyarakat memiliki kesalahpahaman tentang faktor risiko kanker payudara. Banyak yang memiliki ketakutan tentang risiko dan pemeriksaan kanker payudara. Memahami risiko kanker payudara, melakukan pemeriksaan kanker payudara yang disesuaikan dengan usia dan risiko secara teratur, dan mempertahankan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara. Mari pahami tentang fakta dan mitos tentang kanker payudara ini sehingga Anda dapat mencegah risiko terburuk dari kanker payudara.
1. Mitos: Terlalu banyak gula menyebabkan kanker payudara.
Fakta: Tidak ada bukti bahwa gula dalam makanan menyebabkan kanker payudara.
Pada semua penyakit kanker dan bukan hanya kanker payudara, ada mitos yang mengatakan bahwa gula mempercepat pertumbuhannya. Semua sel baik sel kanker atau sel sehat menggunakan gula (glukosa) dalam darah untuk bahan bakar. Meskipun benar bahwa sel kanker mengkonsumsi gula lebih cepat daripada sel normal, tidak ada bukti bahwa mengonsumsi gula yang berlebihan menyebabkan kanker.
Ada penelitian pada tikus yang menunjukkan bahwa asupan gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat hubungan penelitian ini manusia.
Namun, kita tahu bahwa terlalu banyak gula dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas dimana merupakan faktor risiko maupun untuk kanker payudara. Sebaiknya hindari minuman manis dan makanan olahan yang mengandung gula.
2. Mitos: Kanker payudara selalu menimbulkan benjolan yang bisa dirasakan.
Fakta: Kanker payudara mungkin tidak menimbulkan benjolan.
Orang terkadang mendapat kesan bahwa kanker payudara menyebabkan benjolan yang selalu dapat dirasakan pada pemeriksaan sendiri. Namun, kanker payudara tidak selalu menyebabkan benjolan. Pada saat kanker muncul, mungkin saja kanker telah menyebar di luar payudara seperti kelenjar getah bening. Pemeriksaan payudara sendiri tentu merupakan jalan terbaik.
3. Mitos: Jika saya tidak memiliki riwayat keluarga kanker payudara, saya tidak akan mendapatkannya
Fakta: Kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga yang diketahui.
Banyak orang menganggap kanker payudara sebagai penyakit genetik. Namun, hanya sekitar 5-10% kanker payudara yang diyakini bersifat herediter. Artinya, kanker payudara disebabkan oleh perubahan abnormal (atau mutasi) pada gen tertentu yang diturunkan dari orang tua ke anak. Sebagian besar pasien kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga, yang menunjukkan bahwa faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup berisiko terhadap kanker payudara.
Faktor risiko terbesar adalah terjadi pada wanita dan semakin tua. Seiring waktu, sel-sel payudara yang sehat dapat bermutasi dan akhirnya berubah menjadi sel kanker.
Namun, jika Anda memiliki riwayat keluarga yang kuat dengan kanker payudara, baik dari ibu maupun dari ayah, ini merupakan faktor risiko yang signifikan dan harus ditanggapi dengan serius. Konsultasikan dengan dokter Anda, terutama jika Anda berusia di bawah 50 tahun dan memiliki satu atau lebih kerabat dekat yang menderita kanker payudara atau memiliki jenis kanker lain dalam keluarga Anda, seperti kanker ovarium atau prostat.
4. Mitos: Pria tidak akan terkena kanker payudara.
Fakta: Kanker payudara pada pria jarang terjadi, tetapi menurut CDC, sekitar 2.000 pria di Amerika Serikat didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahun, terhitung sekitar 1% dari semua kasus baru. Pria biasanya mendeteksi kanker payudara pada pemeriksaan sendiri ketika mereka menemukan benjolan.
5. Mitos: Mammogram dapat menyebabkan atau menyebarkan kanker payudara.
Fakta: Mammogram tidak menyebabkan atau menyebarkan kanker payudara.
Mammogram adalah alat yang efektif untuk deteksi dini kanker payudara. Wanita dengan risiko kanker payudara harus menjalani mammogram tahunan mulai usia 40 tahun. Jika faktor lain meningkatkan risiko terkena kanker payudara di atas rata-rata, dokter dapat merekomendasikannya pencegahan dan pengobatan lainnya untuk mengurangi risiko tersebut. Pasien kanker payudara harus memeriksakan payudara mereka setiap bulan dan melaporkan setiap perubahan payudara kepada dokter.
6. Mitos: Implan payudara dapat meningkatkan risiko kanker.
Fakta: Implan payudara tidak meningkatkan risiko kanker
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan implan payudara tidak berisiko lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita tanpa implan. Konon, implan payudara dapat mempersulit pembacaan mammogram, sehingga sinar-X tambahan terkadang diperlukan untuk memeriksa jaringan payudara secara lebih lengkap.
7. Mitos: Antiperspiran, bra, pewarna rambut, produk susu, dan penggunaan ponsel menyebabkan kanker payudara.
Fakta: Tidak ada bukti antiperspiran, bra berkawat, pewarna rambut, produk susu, dan penggunaan ponsel menyebabkan kanker payudara.
Tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan jenis bra (termasuk bra dengan kawat), ukuran bra, atau ukuran payudara dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Hal yang sama berlaku untuk antiperspiran, deodoran, makanan tertentu, pewarna rambut, dan penggunaan ponsel. Kanker payudara dikaitkan dengan gaya hidup dan faktor lingkungan. Untuk menurunkan risiko Anda, sebaiknya jaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan membatasi konsumsi alkohol.
Referensi:
- https://www.miskawaanhealth.com/cancer/breast-cancer-myths/
- https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/risk-and-prevention/breast-cancer-risk-factors-you-cannot-change.html.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4703949/.
- https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-and-statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-2017-2018.pdf