Syarat donor hati penting diketahui oleh calon pendonor sebelum melakukan transplantasi hati. Dengan begitu, calon pendonor bisa lebih siap dalam menjalani prosedur ini dan meminimalisir risiko komplikasi yang mungkin bisa terjadi.
Perlu Anda ketahui, transplantasi hati dari donor hidup menjadi alternatif lebih cepat daripada menunggu donor hati dari orang yang sudah meninggal. Penerima donor organ hati dari pendonor hidup juga diketahui lebih sedikit punya komplikasi setelah prosedur.
Transplantasi hati dari pendonor hidup dilakukan dengan cara mengangkat sebagian hati yang sehat ke penerima donor yang sudah mengalami gagal hati. Organ hati pendonor nantinya akan tumbuh kembali ke ukuran dan volume normal sebelum transplantasi setelah beberapa bulan operasi, begitu pula dengan organ hati yang diterima penerima donor.
Syarat Donor Hati
Tidak semua orang dapat menjadi pendonor hati. Ada beberapa syarat dan serangkaian tes yang harus dipenuhi agar bisa menjadi kandidat yang baik untuk menjadi pendonor organ.
Nah, untuk menjadi pendonor hati, berikut ini adalah beberapa syarat yang perlu dipenuhi:
- Berusia 18–59 tahun
- Sehat secara fisik dan mental
- Kondisi dan fungsi hati yang baik
- Tidak memiliki riwayat penggunaan narkoba, penyakit liver, HIV, dan kanker
- Golongan darah dan tipe jaringan yang sama dengan penerima
- Ukuran tubuh sama atau lebih besar dari penerima donor
- Tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dalam waktu yang telah ditentukan
Setelah syarat di atas terpenuhi, calon pendonor hati juga perlu melakukan beberapa tes berikut ini:
- Tes darah
- Tes urine
- Pap smear, yaitu tes untuk mendeteksi infeksi, peradangan, atau sel-sel abnormal di leher rahim
- Mammogram, yaitu tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan disekitarnya. Tes ini dilakukan untuk calon pendonor wanita berusia di atas 40 tahun
- Kolonoskopi, yaitu prosedur untuk mendeteksi apakah ada kondisi abnormal di dalam usus besar. Tes ini dilakukan jika calon pendonor berusia di atas 50 tahun
- Ekokardiogram atau USG jantung, yaitu prosedur untuk mendeteksi kondisi jantung
Fase Pemulihan dan Risiko Komplikasi Pendonor Organ Hati
Setelah dinyatakan layak untuk menjadi pendonor hati dan melakukan prosedur ini, pendonor akan berada pada fase pemulihan. Biasanya, pendonor akan menghabiskan waktu sekitar 7 hari perawatan di rumah sakit dan perlu 6–8 minggu untuk benar-benar pulih.
Biasanya, pendonor hati mengalami rasa sakit dan tidak nyaman di area sayatan. Namun, hal ini biasanya bisa diatasi dengan konsumsi obat pereda nyeri. Selain itu, pendonor hati juga perlu rutin berkonsultasi ke dokter dan tidak melakukan aktivitas berat, termasuk mengangkat benda berat, sampai masa pemulihan selesai.
Umumnya, donor organ hati hidup menjadi prosedur operasi yang aman dan minim risiko komplikasi. Akan tetapi, ada beberapa kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, yaitu:
- Alergi terhadap anestesi
- Infeksi pada luka bekas sayatan
- Mual
- Pendarahan
- Pembekuan darah
- Terbentuknya jaringan parut pada luka bekas sayatan
- Masalah pada organ tubuh lain, seperti radang paru-paru dan empedu bocor
Mendonorkan organ hati dapat membantu menyelamatkan hidup seseorang. Namun, sebelum melakukannya, pastikan Anda sudah memikirkan secara matang-matang dan murni keputusan sendiri, ya. Bila perlu, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk membantu menimbang rencana Anda ini.
Bagi Anda yang berencana untuk menjadi pendonor atau pemerima organ hati, Anda bisa hubungi LYFLINE untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang prosedur ini. LYFLINE juga akan mencarikan dokter onkologi dan rumah sakit terbaik untuk Anda. Info lebih lanjut hubungi Whatsapp.
Referensi:
- Apollo Hospital Indonesia. Liver Transplant.
- Mayo Clinic (2022). Living-Donor Liver Transplant. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/living-donor-liver-transplant/pyc-20384846
- The Johns Hopkins University. What to Expect as a Liver Donor. https://www.hopkinsmedicine.org/transplant/programs/liver/living-donor-liver-transplant/what-to-expect.html