Lyme disease adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Pada tahap awal, penyakit ini biasanya memengaruhi kulit dan persendian. Namun jika tidak ditangani sejak awal, infeksi dapat menyebar dan memengaruhi sistem saraf serta jantung.
Meski lebih banyak ditemukan di wilayah Amerika Utara dan Eropa, orang yang sering berada di area hutan, lapangan berrumput, atau bepergian ke daerah endemik tetap memiliki risiko.
Gejala Lyme disease
Gejala Lyme disease biasanya muncul bertahap. Pada fase awal, gejalanya cenderung ringan, lalu dapat menjadi lebih berat bila infeksi menyebar dan tidak mendapat penanganan.
Gejala yang umum meliputi:
- Ruam khas berbentuk lingkaran
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Leher kaku
- Pembesaran kelenjar getah bening
Ruam dapat muncul 1–4 minggu setelah gigitan kutu. Meski sangat khas, tidak semua penderita mengalami ruam.
Pada tahap lanjut, gejala dapat berkembang menjadi:
- Nyeri sendi hebat, terutama di lutut (arthritis)
- Kelumpuhan wajah (Bell’s palsy)
- Mati rasa atau kesemutan
- Gangguan irama jantung
- Hilang ingatan jangka pendek dan sulit berkonsentrasi
- Nyeri saraf
Penyebab dan Faktor Risiko Lyme disease
Lyme disease disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi yang masuk melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Penyakit ini lebih berisiko tinggi dialami oleh orang yang:
- Beraktivitas di area hutan atau rumput tinggi
- Hiking atau berkemah di daerah endemik
- Memiliki hewan peliharaan yang sering berada di luar rumah
- Tidak menggunakan pelindung serangga atau pakaian tertutup saat aktivitas luar ruangan
Pengobatan Lyme disease
Diagnosis Lyme disease dilakukan dengan pemeriksaan gejala, riwayat paparan kutu, serta pemeriksaan darah bila diperlukan. Pengobatan utama pemberian antibiotik, seperti doxycyclin, amoxicillin, atau cefuroxime.
Lamanya pengobatan umumnya 10–21 hari, tergantung kondisi dan respons pasien. Pada kasus yang sudah memengaruhi sistem saraf atau jantung, pengobatan biasanya memerlukan antibiotik melalui infus dan pemantauan di rumah sakit.
Sebagian kecil pasien dapat mengalami keluhan sisa setelah terapi selesai (post-treatment Lyme disease syndrome), namun ini bukan tanda infeksi aktif dan biasanya membaik seiring waktu.
Jika tidak ditangani, Lyme disease dapat berkembang menjadi komplikasi, seperti radang sendi berulang, gangguan irama jantung (Lyme carditis), gangguan saraf dan fungsi otak, atau nyeri saraf kronis.
Pencegahan Lyme disease
Pencegahan Lyme disease berfokus pada menghindari gigitan kutu, terutama saat berada di daerah berisiko. Beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Gunakan obat antiserangga atau lotion atau spray anti-nyamuk yang efektif untuk mencegah gigitan kutu
- Kenakan pakaian panjang dan tertutup saat di alam bebas
- Gunakan pakaian berwarna terang agar kutu mudah terlihat
- Periksa tubuh dan pakaian setelah aktivitas luar ruangan
- Mandi setelah dari luar rumah
- Periksa hewan peliharaan setelah bermain di luar
Jika menemukan kutu menempel, lepaskan dengan pinset secara perlahan dan lurus, lalu bersihkan area gigitan. Hindari penggunaan petroleum jelly, alkohol, atau api untuk melepaskan kutu.
Sebagian besar kasus dapat sembuh dengan pengobatan antibiotik jika ditangani sejak awal. Jika Anda mengalami gejala setelah berada di area berisiko atau melihat ruam khas pada kulit, segera periksakan diri ke dokter.
LYFLINE akan membantu Anda mengatur kebutuhan pemeriksaan dan pengobatan, termasuk medical check-up. Dengan begitu, Anda bisa fokus menjalani pengobatan dan pemulihan menjadi lebih optimal.
References:
Cleveland Clinic (2025). Lyme disease. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11586-lyme-disease
Kementerian Kesehatan RI (2023). Penyakit Lyme. https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/2579/penyakit-lyme
Mayo Clinic (2023). Lyme disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lyme-disease/symptoms-causes/syc-20374651
National Institute of Health (2025). Lyme disease. https://www.nhs.uk/conditions/lyme-disease/