Ortu Wajib Tahu! 6 Penyebab Leukemia pada Anak dan Faktor Risikonya

Leukemia atau kanker darah adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel darah dan sumsum tulang. Kanker ini tergolong umum dialami oleh anak-anak dan remaja. Pada anak-anak, jenis leukemia yang cukup sering terjadi adalah leukemia limfoblastik akut, yaitu kanker yang mempengaruhi limfosit (sejenis sel darah putih), dan leukemia myeloid akut, yaitu kanker yang mempengaruhi sel blast (sel darah putih yang belum matang).

Memahami penyebab dan faktor risiko leukemia pada anak dapat membantu orang tua lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Selain itu, mengetahui cara mendukung anak yang terkena leukemia sangat penting untuk membantu mereka melewati masa pengobatan.

Penyebab Leukemia pada Anak dan Faktor Risikonya

Pada leukemia, sumsum tulang menghasilkan sel darah putih yang abnormal dan tidak berfungsi dengan baik. Sel-sel darah putih abnormal ini dapat mengganggu produksi sel darah normal, yang berfungsi membawa oksigen, melawan infeksi, dan membantu pembekuan darah.

Penyebab pasti leukemia pada anak masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan penyakit ini. Beberapa faktor tersebut termasuk:

  1. Penyakit genetik

Anak-anak dengan kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, sindrom Li-Fraumeni, Klinefelter sindrom, neurofibromatosis, ataksia-telangiektasia, atau  anemia fanconi, memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia. Mutasi atau perubahan pada DNA juga dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal.

  1. Riwayat keluarga

Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan leukemia, lebih mungkin terkena penyakit ini. Jadi, kalau ada orang tua atau saudara kandung yang mengalami leukemia, kemungkinan untuk terjadinya leukemia pada anak tersebut anak semakin tinggi.

  1. Paparan radiasi

Anak yang terpapar radiasi tingkat tinggi, seperti kemoterapi, dapat meningkatkan risiko leukemia. Kemoterapi bekerja dengan merusak DNA sel kanker untuk menghentikan pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak terkendali. Namun, obat kemoterapi tidak hanya menargetkan sel kanker tetapi juga bisa merusak DNA sel sehat, termasuk sel-sel sumsum tulang. Kerusakan DNA ini dapat menyebabkan mutasi sel abnormal dan meningkatkan risiko berkembangnya leukemia.

  1. Paparan bahan kimia

Bahan kimia tertentu, seperti benzena, yang digunakan dalam industri dan ditemukan dalam asap rokok, dikaitkan dengan peningkatan risiko leukemia pada anak. Benzena dapat merusak sumsum tulang dan mengganggu produksi sel darah.

Selain itu, zat kimia ini juga dapat mencemari udara, sehingga anak yang tinggal di dekat lokasi industri atau area dengan lalu lintas kendaraan tinggi lebih berisiko mengalami pertumbuhan sel kanker darah.

  1. Kondisi medis tertentu

Leukemia pada anak dapat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan anak, salah satunya adalah gangguan autoimun. Anak-anak dengan gangguan autoimun mungkin mengalami peradangan kronis dan peningkatan aktivitas sel-sel kekebalan, yang bisa menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi pada sel-sel darah.

Beberapa gangguan autoimun juga memerlukan pengobatan imunosupresif yang lebih lanjut melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko perkembangan kanker, termasuk leukemia.

  1. Infeksi virus

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus tertentu dapat memicu perkembangan leukemia pada anak-anak. Contoh infeksi virus ini adalah Human T-cell leukemia virus type 1 (HTLV-1) yang dapat ditularkan oleh ibu ke anak melalui ASI. Meski begitu, infeksi virus yang menyebabkan leukemia pada anak masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Itulah penyebab dan faktor risiko leukemia pada anak yang perlu orang tua ketahui. Meskipun tidak semua kasus leukemia dapat dicegah, orang tua dapat mengambil beberapa langkah berikut ini untuk mengurangi risiko leukemia pada anak:

  • Minimalkan paparan anak terhadap bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan benzena. Pastikan juga rumah bebas dari asap rokok.
  • Berikan anak makanan bernutrisi tinggi dan dorong aktivitas fisik secara teratur untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit dan menangani masalah kesehatan sedini mungkin.

Di samping itu, peran orang tua sangat penting dalam pengobatan leukemia pada anak. Keterlibatan dan dukungan orang tua dapat memberikan dampak signifikan pada proses perawatan, penyembuhan, dan kesejahteraan emosional anak. 

Apabila Anda sedang mencari perawatan yang lebih terjangkau dan cepat untuk leukemia pada anak, Anda bisa hubungi LYFLINE sebagai teman perjalanan medis yang akan membantu menemukan dokter dan rumah sakit terbaik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Korea, India dan Cina.

LYFLINE juga akan membantu Anda menyiapkan akomodasi dan penginapan selama anak menjalani pengobatan. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat chat langsung dengan admin LYFLINE di Whatsapp.

Referensi:

Millen, S., & Thoma-Kress, A. K. (2022). Milk Transmission of HTLV-1 and the Need for Innovative Prevention Strategies. Frontiers in Medicine, 9, 867147. https://www.frontiersin.org/journals/medicine/articles/10.3389/fmed.2022.867147/full

American Cancer Society. Benzene and Cancer Risk. https://www.cancer.org/cancer/risk-prevention/chemicals/benzene.html

Kids Health (2024). Leukemia. https://kidshealth.org/en/parents/cancer-leukemia.html

National Cancer Institute (2018). Study Finds Elevated Risk Of Certain Rare Blood Cancers After Chemotherapy For Most Solid Tumors. https://www.cancer.gov/news-events/press-releases/2018/tmds-aml-risk-chemo

Verywell Health (2022). Can You Prevent Leukemia? https://www.verywellhealth.com/leukemia-prevention-514159

Reservation Form

Send us a message via Whatsapp or fill the reservation form below. Our team will respond to you during business hours.